Asal-Usul Suku Baduy yang Masih Jadi Misteri

Post a Comment


Www.akademiknews.com - Selain ingin mengenal budaya asli Baduy, pelancong juga dilatih untuk menjadi pribadi yang tegar, sabar dan bijaksana. Menghargai alam dan bersyukur dengan apa yang dimiliki. Namun, tahukah kamu sejarah dan asal-usul suku Baduy, atau disebut juga dengan orang Kanekes?
Perkampungan Suku Baduy menjadi salah satu tujuan wisata bagi para pelancong. Tujuan mereka datang ke sana tak lain adalah ingin mengetahui kehidupan Suku Baduy, ingin belajar lebih dalam tentang budaya masyarakat setempat. Tak heran, jika tempat ini sering didatangi oleh rombongan wisatawan, para siswa, hingga mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.
Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes adalah keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke Bumi. Asal-usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama manusia. Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes, mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.
Ahli sejarah mendasarkan pendapatnya dengan cara sintesis dari beberapa bukti sejarah berupa prasasti, catatan perjalanan pelaut Portugis dan Tiongkok, serta cerita rakyat mengenai �Tatar Sunda� yang cukup minim keberadaannya. Masyarakat Kanekes dikaitkan dengan Kerajaan Sunda yang sebelum keruntuhannya pada abad ke-16 berpusat di Pakuan Padjadjaran, atau di sekitar Bogor sekarang.
Sebelum berdirinya Kesultanan Banten, wilayah ujung Barat pulau Jawa ini merupakan bagian penting dari Kerajaan Sunda. Saat itu, Banten merupakan pelabuhan dagang yang cukup besar. Sungai Ciujung dapat dilayari berbagai jenis perahu, dan ramai digunakan untuk pengangkutan hasil bumi dari wilayah pedalaman. Penguasa wilayah tersebut, Pangeran Pucuk Umum, menganggap bahwa kelestarian sungai perlu dipertahankan.
Untuk itu, diperintahkanlah sepasukan tentara kerajaan yang sangat terlatih untuk menjaga dan mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng. Keberadaan pasukan itulah yang tampaknya menjadi cikal bakal masyarakat Baduy. Masyarakat Baduy sampai sekarang masih mendiami wilayah hulu Sungai Ciujung di Gunung Kendeng.
Perbedaan pendapat tersebut membawa kepada dugaan bahwa pada masa yang lalu, identitas dan kesejarahan mereka sengaja ditutup. Tujuannya adalah untuk melindungi komunitas Baduy sendiri dari serangan musuh-musuh Padjadjaran.

Versi lain dari sejarah Suku Baduy
Teori lain mengatakan, sejarah Baduy dimulai ketika Kian Santang putra Prabu Siliwangi pulang dari Saudi Arabia, setelah memeluk Islam di tangan Sayyidina Ali.
Sang putra ingin mengislamkan sang Prabu beserta para pengikutnya. Pada akhir cerita, dengan �wangsit Siliwangi� yang diterima sang Prabu, mereka keberatan masuk Islam, dan menyebar ke penjuru Sunda untuk tetap memegang teguh keyakinannya.
Prabu Siliwangi dikejar hingga daerah Lebak, yang sekarang menjadi tempat bermukim Suku Baduy. Sang Prabu bersembunyi hingga ditinggalkan oleh pengikutnya. Lalu, sang Prabu di daerah Baduy tersebut berganti nama dengan gelar baru Prabu Kencana Wungu, yang mungkin gelar tersebut sudah berganti lagi.
Di Baduy Dalam-lah Prabu Siliwangi bertahta dengan 40 pengikut setianya, hingga mangkat di Cikeusik, Baduy Dalam, Desa Kanekes.(*pesona.trvel)

Related Posts

Post a Comment