Meski tak pernah menyuarakan isi hatinya secara terang-terangan, namun sang putra sulung, Gibran Rakabuming sering mencuitkan isu kekinian.
Diselingi dengan candaan, cuitan Gibran Rakabuming justru sering jadi sorotan netizen.
Tampaknya, Gibran Rakabuming mulai jengah dengan keributan yang terjadi jelang Pilpres 2019 ini.
Ia malah menginginkan sosok lain yang jadi presiden.
Seperti yang diketahui, dunia perpolitikan saat ini sedang memperdebatkan bocoran pertanyaan debat Pilpres 2019.
Sebelumnya, tim Prabowo-Sandiaga disebut-sebut tak setuju dengan usulan bocoran pertanyaan debat.
Bahkan, Said Didu yang vokal mengkritik pemerintah pun ikut bersuara soal keputusan KPU tersebut.
Namun, belakangan dikklaim oleh TKN Jokowi-Ma'ruf bahwa usulan itu adalah permintaan dari kubu Praboro-Sandiaga Uno.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyebut Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiago Uno meminta kisi-kisi debat Pemilihan Presiden 2019.
Dikutip dari Tribunnews.com, juru Bicara TKN Arya Sinulingga mengaku kesal dengan tudingan dari kubu Prabowo-Sandi bahwa kubu Jokowi-Ma'ruf takut debat.
Ia mengatakan Kubu Prabowo meminta kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak ada debat Pilpres.
"Pihak mereka takut debat. 02 itu takut debat. Tidak mau ada debat. Hanya mau penyampaian visi-misi," ujar Arya di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).
Arya mengungkapkan, saat rapat tertutup bersama KPU dan BPN dalam membahas debat kandidat, justru kubu Prabowo meminta untuk ada kisi-kisi sebelum debat berlangsung.
"Yang minta pertama kali ada kisi-kisi itu pihak mereka," ucap Arya.
Arya berujar, jika visi-misi yang disampaikan ke publik, maka hanya berjalan satu arah.
Pihak TKN ingin debat Pilpres ada pendalaman sesuai tema. Ia pun menyebut kubu Prabowo memutarbalikan fakta. Sehingga, seakan-akan kubu Jokowi takut debat.
"Ini diplintir kita takut visi-misi. Visi-misi kecil bos, hanya satu arah. Kita mau perdebatan itu ada pendalaman. Ada pertanyaan dari masing-masing pihak," ucap Arya.
Arya berpandangan, ada upaya mendelegitimasi penyelenggaraan pemilu.
Termasuk dari rangkaian soal hoaks 7 kontainer berisi kertas surat suara tercoblos. Dengan delegitimasi itu, maka ada alasan memboikot dan pemilu batal.
"Ini ada sistematis. Soal kotak kardus, e-KTP, DPT, 70 juta kertas suara tercoblos. Ini lagi visi dan misi. Semuanya mendelegitimasi Pemilu ini. Jangan. Kasihan rakyat ini. Atau takut kalah, segala cara dibuat, dan rakyat marah. Ini sistematis," tutur Arya.
Keributan yang terjadi antara kedua kubu itu, sepertinya diikuti pula oleh Gibran Rakabuming.
Pagi ini, Selasa (8/1/2019), Gibran Rakabuming mecuitkan hal yang mengejutkan sekaligus menggelitik.
Bukannya mendukung sang ayah, ia malah menginginkan sosok lain yang jadi presiden.
Ia pun menulis hastag #UdahNurhadiAja.
Cuitannya itu singkat, namun penuh makna.
"#UdahNurhadiAja," tulisnya.
Tentunya hal itu bukan sungguhan, melainkan bentuk ekspresi Gibran Rakabuming yang jenuh dengan dagelan para politikus.
Seperti diketahui, Nurhadi Aldo adalah guyonan sosok presiden di tengah jengahnya masyarakat akan perpolitikan di Indonesia.
Sosok Nurhadi ini juga cukup viral, di mana ia mengklaim sebagai capres dengan nomor urut 10.
Post a Comment
Post a Comment