BACABAESIH, CILEGON - Pemuda Dewan Da'wah (PDD) Cilegon Gelar diskusi dan bedah buku "Dari Kata Menjadi Senjata". Acara ini berlangsung di Aula 3 Islamic Center, Cilegon.
Ketua PDD Cilegon, Lukman Hakim mengatakan acara ini digelar untuk membangkitakan ingatakan generasi muda dari sejarah masa lalu.
"Mengungatkan kepada generasi muda untuk membangkitkan dan mengikatkan kembali sehingga taglinenya mengingiat sejarah yang terjadi dimasa lampau terutama 1995 lalu, kita sambungkan dengan generasi hari ini yang sudah hilang, sebenarnya ada gef di generasi milenial dengan ingatan sebelumnya terutama 1990 an," katanya pada awak media di Aula 3 Islamic Center, Cilegon, Minggu (20/10/2019). Dikutip Redaksi24
Intinya, imbuh Lukaman Hakim, kami ingin merawat ingatan generasi bangsa ini, dengan berharap memupuk kembali generasi dengan membaca dan menulis sehingga terbiasa menuntut ilmu, insyaAllah pada akhirnya mereka memiliki pondasi yang baik mengurus bangsa ini, nanti kami akan mencoba golangkan kegiatan kegiatan yang menunjang hari ini terutama kegiatan literasi.
"Tagline Dewan Dakwah dari dulu sampai sekarang, selamat indonesia dengan da'wah, kita selamatkan generasi penerus hari ini dengan dakwah islamiyah dengan tuntutan qur'an dan sunnah, salah satunya pemuda sayap dewan dakwah akan menyisir generasi mudanya dengan pola pola, dengan tema tema, mendekatkan mereka langsung dengan kepemudaan dan milenial, jadi tujuannya selamatkan indonesia dengan da'wah," sambungnya.
Penulis buku "Dari Kata Menjadi Senjata" yang juga merupakan narasumber dalam kegiatan ini, Beggy Rizkiyansyah mengungkapkan selain buku ini ada juga versi umat islam yang lain
"Versi umat islam ada juga, NU pernah nulis benturan NU dan PKI tapi dalam batas tertentu, bahasnya hanya konflik misalnya, tapi tidak membahas politik misalnya di kontestuante atau pemilu," ujarnya
Pesan pesan buku Dari Kata Menjadi Senjata, imbuh Beggy, melihat sejarah komunis di indonesia dari awal sampai dampaknya.
"Pesannya pertama mungkin melihat sejarah komunis di indonesia, secara luas dari awal sampai akhir dari dampaknya, terutama melihat hikmahnya dari buku ini," imbuh Beggy
Beggy Rizkyansyah melajutkan, masyarakat hanya disuguhkan film peristiwa G30S/PKI yang menampilkan kekejaman PKI tapi siapa saksinya ? ahirnya daimbil pengarsipan dari para saksi hidup sehingga buku ini lahir.
"Mengajak berpikir tentang awal mula muncul dan perjalanan komunis khususnya di Indonesia. Berawal dari sosok Semaoen yang merupakan murid seorang Komunis dan mulai masuk ke Sarikat Islam," lanjutnya
Ketika itu PKI tidak hanya menggunakan senjata, papar Beggy menceritakan, yang menjadi lambang benderanya saja, palu dan arit.
"Para pemuda dan buruh tani dibuatkan organisasi yang dikemudian hari melakukan aksi sepihak mengambil tanah warga. Para perempuannya dan budayawan juga dibuatkan organisasi yang dikemudian hari menggelar kesenian rakyat. Judulnya begitu menyinggung hati kaum muslimin, yaitu "Matine Gusti Allah," paparnya
Lebih jauh Beggy menjelaskan judul buku �Dari Kata Menjadi Senjata� merupakan salah satu isi dari sub bab di dalam buku. Kaum komunis juga memanfaatkan pers, seperti koran �Harian Rakyat� yang isinya para penulis mereka.
"Lewat tulisannya, mereka melakukan fitnah kepada Buya Hamka. Lewat tulisannya pula mereka menyebarkan ideologi komunis kepada para pembaca," papar Beggy menjelaskan
Maka dari kejadian masa lalu bisa tidak kita mengambil hikmah, Dikatakan Beggy, selanjutnya kembali kepada literasi, islam harus memulai menulis lagi sejarah yang ditulis oleh mereka bukan oleh orang lain.
"Harapannya buku ini bisa mengisi dan menjadi alternatif bacaan versi umat islam," pungkasnya.
Post a Comment
Post a Comment