"Debat keempat telah memperlihatkan secara jelas kepada publik tentang karakter yang dimiliki oleh kedua calon, Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Keduanya bahkan bisa dibilang telah 'menelanjangi' dirinya di hadapan publik calon pemilih," kata Acep dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/3/2019).
Menurutnya, karakter itu tidak hanya ditunjukkan lewat gestur dan bahasa tubuh, tapi juga melalui gagasan. Dalam perspektif semiotika, apa yang terdapat di kepala seseorang adalah bagian penting dari karakternya. Gagasan atau pikiran adalah petanda (konsep), sedangkan tubuh (tampilan) dan perilaku adalah penanda.
"Merujuk kepada semiotika Hjemslev, tubuh adalah ekspresi, pikiran adalah konten. Gabungan antara keduanya adalah karakter," ungkapnya.
Dari catatan selama debat, Acep menyebut gestur Jokowi di panggung debat yang tidak menyerang adalah ekspresi karakter natural sosok pribadi yang dilahirkan dalam kultur Jawa-Solo. Dari sisi gestur, dia menyebut Jokowi tidak menghentak-hentak, cenderung bertahan, dan tampak tenang.
"Jokowi adalah tipe pemimpin teknis. Hal-hal ideologis (ranah tematik debat) hanya disentuh lapis luarnya. Ini menegaskan apa yang selama ini ditunjukkan dalam kepemimpinannya," kata Acep.
Sementara itu, Acep menyebut Prabowo menjawab dan menguraikan seluruh permasalahan yang diangkat dalam debat dari sisi substansi-ideologis. Beberapa jawaban juga dilandasi referensi.
Acep mengatakan gestur Prabowo yang agresif adalah ekspresi karakter natural sosok pribadi yang dilahirkan dalam kultur Jawa-Banyumas dan Minahasa. Dia menyoroti dari sisi gestur, nada bicara Jokowi sering tinggi, menyebut nama lawan (Pak Jokowi), menghentak-hentak, dan selalu menggerakkan tangan atas-bawah dan tampak ofensif.
"Prabowo merupakan tipe pemimpin yang ideologis. Pertanyaan teknis dari panelis tentang pemerintahan juga dihubungkan ke aspek ideologis. Seperti Jokowi, apa yang ditampilkan Prabowo di panggung menegaskan karakternya sejauh ini. Tapi, karakter Prabowo sebaliknya dari Jokowi. Prabowo tidak terlalu mementingkan penampilan, ia cenderung mengatakan sesuatu apa adanya," ungkap Acep. (Detik)
Post a Comment
Post a Comment